JANGAN LUPA KASIH KOMENTAR DAN FOLLOW BLOG INI YACH TEMAN-TEMAN.....^___^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kalian Boleh Copas atau nyumut2 isi blog ini tapi untuk Artikel yang diijinkan yah itupun dengan syarat
HARUS CANTUMKAN FULL CREDITNYA!!!
jika mencuri hasil karya tulisan orang lain, bagaimana tulisanmu juga mau diapresiasi orang lain?
yuk mari kita saling mendukung satu sama lain \^o^/
Makasih udah mau mampir

baca novel dan FICTION bersambung karanganku di blog

Minggu, 27 Juni 2010

ANALISIS WACANA

Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut saat ini selain demokrasi, hak asasi manusia, masyarakat sipil, dan lingkungan hidup. Ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan wacana sebagai pembicaraan atau diskursus. Salah satu pengertian wacana, menurut collins Concise English Dictionary, pada tahun 1988, wacana adalah
1.Komunikasi verbal, ucapan, percakapan
2.Sebuah perlakuan formal dari subyek dalam ucapan atau tulisan
3.Sebuah unit teks yang digunakan oleh linguis untuk menganalisis satuan lebh dari kalimat.

Dalam lapangan sosiologi, wacana menunjuk terutama pada hubungan antara konteks sosial dari pemakaian bahasa. Dalam pengertian linguistik, wacana adalah unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Analisis wacana, kebalikan dari linguistik formal, justru memasatkan perhatian pada level yang lebih besar dari kalimat. Wacana adalah rangkaian kalimat yang serasi, yang menghubungkan proposisi satu dengan proposisi lain, kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan.


Analisi Wacana versus Analisis Wacana Krisis

Analisis wacana berhubungan dengan studi mengenai bahasa atau pemakaian bahasa. Ada tiga pandangan mengenai bahasa dalam analisis wacana, antara lain:
1. Positivisme-empiris. Pengalaman-pengalaman manusia dianggap dapat secara langsung diekspresikan melalui penggunaan bahasa tanpa ada kendala atau distorsi, sejauh ia dinyatakan dengan memakai pernyataan-pernyataan yang logis, sintaksis, dan memiliki hubungan dengan pengalaman empiris. Salah satu ciri pemikiran ini adalah pemisah antara pemikiran dan realitas. Orang tidak perlu mengetahui makna-makna subjektif atau nilai yang mendasari pernyataannya, sebab yang penting adalah apakah pernyataan itu dilontarkan secara benar menurut kaidah sintaksis dan semantik. Analisis wacana dimaksudkan untuk menggambarkan tata aturan kalimat, bahasa, dan pengertian bersama.

2. Konstruktivisme. Aliran ini menolak pandangan empirisme / positivisme yang memisahkan subjek dan objek bahasa. Setiap pernyataan pada dasarnya adalah tindakan penciptaan makna, yakni tindakan pembentukan diri serta pengungkapan jati diri dari sang pembicara. Analisis wacana dimaksudkan sebagai suatu analisis untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu. Wacana adalah satu upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari sang subjek yang mengemukakan suatu pernyataan.

3. Pandangan Kritis. Pandangan ini ingin mengoreksi pandangan konstruktivisme yang kuran sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun institusional. Analisis wacana tidak dipusatkan pada kebenaran struktur tata bahasa atau proses penafsiran seperti pada analisis konstruktivisme. Analisis wacana dalah paradigma ini menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna.



Karakteristik Analisis Wacana Kritis


Dalam analisis wacana kritis (critical Discourse Analysis), wacana disini tidak dipahami semata sebagai studi bahasa. Pada akhirnya, analisis wacana memang menggunakan bahasa dalam teks untuk dianalisis, tetapi bahasa yang dianalisis disini agak berbeda dengan studi bahasa dalam pengertian linguistik tradisional. Bahasa doanalisis bukan dengan menggambarkan semata dari aspek kebenaran, tetapi juga menghubungkan dengan konteks.

Bahasa dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk di dalamnya pratik kekuasaan.
Pratik wacana bisa jadi menampilkan efek ideologi: uia dapat memproduksi dan mereproduksi hubungan kekuasaan yang tdak imbang antara kelas sosial, laki-laki, dan wanita, kelompok mayoritas dan minoritas, melalui mana perbedaan itu direpresentasikan dalam posisi sosial yang ditampilkan. Menurut fairclough dan wodak, analisis wacana kritis menyelidiki bagaimana melalui bahasa kelompok sosial yag ada saling bertarung dan mengajukan versinya masing-masing. Karakteristik penting dari analisis wacana kritis adalah
1.Tindakan
Wacana dipahami sebagai sebuah tindakan (action). Wancana bukan ditempatkan seperti dalam ruang tertutup dan internal. Orang berbicara atau menulis bukan ditafsirkan sebagai ia menulis atau berbicara untuk dirinya sendiri, seperti kalau orang sedang mengigau atau di bawah hipnotis. Seseorang berbicara, menulis, dan menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain.

2.Konteks
Analisis wacana krisis mempertimbangkan konteks dari wacana, seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana disini dipandang diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu. Menurut guy cook, analisis wacana juga memeriksa konteks dari komunikasi, siapa yang mengkomunikasikan dengan siapa dan mengapa, dalam jenis khalayak dan situasi apa, melalui medium apa, bagaimana perbedaan tipe dari perkembangan komunikasi, dan hubungan untuk setiap masing-masing pihak. Titik tolak dari analisis wacana di sini, bahasa tidak bisa dimengerti sebagai mekanisme internal dari linguistik semata, bukan suatu obyek yang diisolasi dalam ruang tertutup.
Teks adalah semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas, tetapi juga semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara, citra, dan sebagainya.
Ada beberapa konteks penting karena berpengaruh terhadap produksi wacana.
• Partisipan wacana, latar siapa yang memproduksi wacana.
• Setting sosial tertentu seperti tempat, waktu, posisi pembicara dan pendengar atau lingkungan fisik adalah konteks yang berguna untuk mengerti suatu wancana.



3.Historis
Menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu, berarti wacana diproduksi dalam konteks tertentu dan tidak dapat di mengerti tanpa menyertakan konteks yang menyertainya. Salah satu aspek penting untuk bisa mengerti teks adalah dengan menempatkan wacana itu dalam konteks histori tertentu. Pemahaman mengenai wacana teks ini hanya diperoleh kalau kita bisa memberikan konteks historis dimana teks itu diciptakan.

4. Kekuasaan
Analisi wacana kritis juga mempertimbangkan element kekuasaan (power) dalam analisisnya. Konsep kekuasaan adalh salah satu kunci hubungan antara wacana dengan masyarakat.
Kekuasaan itu dalam hubungannnya dengan wacana, penting unuk melihat apa yang disebut sebagai kontrol. Satu orang atau kelompok mengontrol orang atau kelompok lain lewat wacana. Bentuk kontro terhadap wacana dapat berupa kontrol aas konteks, yang secara mudah dapat dilihat dari siapakah yang boleh dan harus berbicara, sementara siapa pula yang bisa mendengar dan menulis, tidak berbicara.

5. MIdeologi
Ideologi juga konsep yang sentral dalam analisis wacana yang bersikap kritis. Hali ini karena teks, percakapan, dan lainnya adalah bentuk dari praktik ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu. Teori-teori klasik tentang ideologi diantaranya mengatakan bahwa ideologi dibangun oleh kelompok yang dominan dengan tujuan untuk mereproduksi dan melegetimasi dominasi mereka. Salah satu strategi utamannya adalah dengan membuat kesadaran kepada khalayak bahwa dominasi itu diterima secara taken for granted.
Ideologi membuat anggota dari suatu kelompok akan bertindak dalam situasi yang sama, dapat menghubungkan masalah mereka dan memberikan kontribusi dalam bentuk solidaritas dan kohesi di dalam kelompok. Implikasi pentik dari ideologi adalah
• Ideologi secara inheren bersifat sosial, tidak personal atau individual.
• Ideologi meskipun bersifat sosial, ia digunakan secara internal di antara anggota kelompok atau komunitas. Oleh karena itu, ideologi tidak hanya menyediakan fungsi koordinatif dan kohesi tetapi juga membenuk idenitas diri kelompok, membedakan denga kelompok lain. Ideologi disini bersifat umum, abstrak, dan nilai-nilai yang terbagi antar anggota kelompok menyediakan dasar bagaimana masalah harus dilihat.


Pendekan Utama dalam Analisis Wacana kritis

Pendekatan-pendekatan itu secara umum dapat diringkas sebagai berikut:
1. Analisis Bahasa Kritis (critical Linguistics)
Critical linguistics memusatkan analisis wacana pada bahasa dan menghubungkannya dengan ideologi. Inti dari gagasan critical Linguistics adalah melihat bagaimana gramatika bahasa membawa posisi dan makna ideologi tertentu. Dengan kata lain, aspek ideologi itu diamati dengan melihat pilihan bahasa dan struktur tata bahasa yang dipakai.
Bahasa adalah suatu sistem kategorisasi dimana kosakata tertentu dapat dipilih yang akan menyebabkan makna tertentu.

2. Analisis Wacana Pendekatan Prancis (French Discourse Analysis)
Pendekatan pecheux ini banyak dipengarusi oleh teori ideologi Althusser dan teori wacana Foucault. Dalam pandangan pecheux, bahasa dan ideologi bertemu pada pemakaian bahasa dan materialisasi bahasa pada ideoogi. Keduannya, kata yang digunakan dan makna dari kata-kata menunjukkan posisi seseorang dalam kelas tertentu.

3. Pendekatan Kongnisi Sosial (Socio Cognitive Approach)
Pendekatan van Dijk ini disebut kognisi sosial karena van Dijk melihat faktor kognisi sebagai elemen penting dalam produksi wacana. Wacana dilihat bukan hanya dari struktur wacana, tetapi juga menyertakan bagaimana wacana itu diproduksi.

4. Pendekatan Perubahan Sosial (Sociocultural Change Approach)
Analisis wacana ini terutama memusatkan perhatian pada bagaimana wacana dan perubahan sosial. Wacana disini dipandang sebagai pratik sosial, ada hubungan dialektis antara praktik diskurtif tersebut dengan identitas dan relasi sosial.

5. Pendekatan Wacana Sejarah (Discourse historical Approach)
Untuk menunjukan bagaimana wacan seksisme, antisemit, rasialisme dalam media dan masyarakat kontemporer. Wacana disini disebut historis karena menurut wodak dkk analisis wacana harus menyertakan konteks sejarah bagaimana wacana tentang suatu kelompok atau komunitas digambarkan.



Konsep wacana yang di perkenalkan oleh Foucault maupun althusser adalah konsep yang abstrak. Mereka menggunakan konsep wacana dalam definisi dan pengertian yang umum, yakni relasi dan praktik sosial yang ada dalam masyarakat. Berbagai ahli wacana mempunyai pendekatan yang berbeda, bagaimana seharusnya wacana tersebut dilihat dalam teks media.



PARADIGMA KRITIS

Analisis wacana termasuk dalam kategori paradigma kritis. Perbedaan dan pembagian pandangan media antara kritis dan pluralis memperhitungkan filosofi media dan pandangan bagaiman hubungan anatar media, masyrakat, dan filosofi kehadiran media di tengan masyarakat.
1. Paradigma pluralis
Inti dari aliran ini terutama adalah kepercayaan bahwa masyrakat adalah wujus dari konsensus dan mengutamakan kepentingan.

2. Pandangan Kritis
Pandangan ini dipengaruhi oleh ide dan gagasan Marxix yang melihat masyarakat sebagai suatu sistem kelas. Kalau pandangan pluralis percaya bahwa profesionalitas, sistem kerja, dan pembagian kerja dalam media dapat menciptakan kebenarannnya sendiri, maka pandangan kritis menolaknnya.


PARADIGMA KRITIS
Media menjadi alat dari pemerintah untuk mengontrol publik, menjadi sarana pemerintah untuk mengobarkan semangat perang. Ternyata media bukanlah entitas yang netral, tetapi bisa dikuasai oleh kelompok dominan. Salah satu sifat dasar dari teori kritis adalh selalu curiga dan mempertanyakan kondisi masyrakat dewasa ini. Karena kondisi masyarakat yang kelihatannya produktif, dan bagus tersebut sesungguhnya terselubung struktur masyrakat yang menindas dan menipu kesadaran khalayak.

Dalam teori kritis, pertanyaan yang pertama kali harus diajukan adalah mengenai objektivitas itu sendiri. Semua kategori seperti nilai berita dam objektif harus selalu dipertanyakan, karena bisa menjadi alat kelompok yang dominan yang ada dalam masyarakat.
Dalam pemikiran Frankfurt, media hanya dimiliki dan didominasi oleh kelompok dominan dalam masyarakat, dan menjadi sarana untuk meneguhkan kelompok dominan sekaligus memarjinalkan dan meminggirkan kelompok minoritas.

Titik sentral dari pemikiran pluralis adalah dari beragamnnya pendapat itu yang pada akhirnya mencapai ekuilibriumnya dalam bentuk konsensus. Konsensus adalah sesuatu yang baik, dan media memainkan peranan penting dalam menciptakan konsensus tersebut. Teori penyimpangan menekankan pluralisme sebagai kepura-puraan, menyediakan definsi diskriminatif dari masyarakat atau partisipasi aktif dari kelompok lain dalam definisi tersebut.

Pembentukan definisi tentang situasi tersebut adalah suatu proses yang harus dianalisis, jika pendefinisiaan itu beraneka agam pada kekuatan sosial yang berbeda pula, dan media bekerja melalui dukungan terhadap pendefinisian tersebut. Paradigma kritis, menurut hall, bukan hanya mengubah pandangan mengenai realitas yang dipandang alamiah tersebut, tetapi juga berargumentasi bahwa media adalah kunci utama dari pertarungan kekuasaan tersebut, melalui mana nilai-nilai kelompok dominan dimapankan, dibuat berpengaruh, dan menentukan apa yang diinginkan oleh khalayak.

Dalam proses pembentukan realitas tersebut, ada dua titik perhatian stuart Hall, yaitu
1. Bahasa. Bahasa sebagaimana dipahami oelh kalangan strukturalis, merupakan sistem penandaan. Bahasa dan wacana disini dianggap sebagai arena pertarungan sosial, dan bentuk pendefinisisan realitas.
2. Politik penandaan, yakni bagaimana praktik sosial dalam bentuk makna, mengontrol dan menentukan makna. Wacana disini berada di tengah, menempatkan apa yang kita asumsikan tentang dunia dan apa yang dapat kita katakan sebagai suatu kebenaran.


MEDIA DAN BERITA DILIHAT DARI PARADIGMA KRITIS
Paradigma kritis mempunyai pandangan tersendiri terhadap berita, yang bersumber pada bagaimana berita tersebut diproduksi dan bagaimana kedudukan wartawan dan media bersangkutan dalam keseluruhan proses produksi berita. Paradigma pluralis percaya bahwa wartawan dan media adalah entitas yang otonom, dan berita yang dihasilkan haruslah menggambarkan realitas yang terjadi di lapangan. Sementara paradigma kritis mempertanyakan posisi wartawan dan media dalam keseluruhan struktur sosial dan kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat. Pada akhirnya posisi tersebut mempengaruhi berita, bukan pencerminan dari realitas yang sesungguhnya.


PANDANGAN PLURALIS

FAKTA
- Ada fakta yang real yang diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal.
- Berita adalah cermin dan refleksi dari kenyataan. Oleh karena itu, berita haruslah sama dengan sebangun dengan fakta uyang hendak diliput.


POSISI MEDIA
- Media adalah sarana yang bebas dan netral tempat semua kelompok masyarakat saling berdiskusi yang tidak dominan.
- Media Menggambarkan dikusi apa yang ada dalam masyarakat.


POSISI WARTAWAN
- Nilai dan ideologi wartawan berada di luar proses peliputan berita
Wartawan berperan sebagai pelapor
- Tujuan peliputan dan penulisan berita: eksplanasi dan menjelaskan apa adanya memburukkan kelompok.
- Penjaga gerbang (gatekeeper)
- Landasan etis
- Profesionalisme sebagai keuntungan
- Wartawan sebagai bagian dari tim untuk mencari kebenaran.


HASIL LIPUTAN

- Liputan dua sisi, dua pihak, dan kredibel
- Objektif, menyingkirkan opini dan pandangan objektif dari pemberitaan.
- Memakai bahasa yang tidak menimbulkan penafsiran yang beraneka.



PANDANGAN KRITIS
FAKTA
- Fakta merupakan hasil dari proses pertarungan antara kekuatan ekonomi, politik, dan sosial yang ada dalam masyarakat.
- Berita tidak mungkin merupakan cermin dan refleksi dari realitas, karena berita terbentuk hanya cermianan dari kepentingan kekuatan dominan.


POSISI MEDIA
- Media hanya dikuasai oleh kelompok dominan dan menjadi sarana untuk memojokkan kelompok lain.
- Media hanya dimanfaatkan dan menjadi alat kelompok dominan.

POSISI WARTAWAN
- Nilai dan ideologi wartawan tidak dapat dipisahkan dari proses peliputan dan pelaporan suatu peristiwa.
- Wartawan berperan sebagai partisipan dari kelompok yang ada dalam masyarakat.
- Tujuan peliputan dan penulisan berita: pemihakan kelompok sendiri dan atau pihak lain.
- Sensor diri
- Landasan ideologis
- Profesionalisme sebagai kontrol
- Sebagai pekerja yang mempunyai posisi berbeda dalam kelas sosial

HASIL LIPUTAN

- Mencerminkan ideologi wartawan dan kepentingan sosial, ekonomi, atau politik tertentu.
- Tidak objektif, karena wartawan adalah bagian dari kelompok / struktur sosial tertentu yang lebih besar.
- Bahasa menunjukkan bagaimana kelompok sendiri diunggulkan dan memarjinalkan kelompok lain.




ANALISIS TEKS BERITA: PARADIGMA KRITIS

Dalam studi penelitian isi media, paling tidak ada dua paradigma besar.
1. Paradigma positivistik atau juga dikenal sebagai empiris/pluralis.
Paradigma positivistik melihat proses komunikasi mengarah pada terciptanya konsensus, dan kesamaan arti. Paradigma ini percaya bahwa masa depan dapat diprediksikan dan dikontrol. Paradigma positivistik juga menekankan objektivitas bahwa fonomena dunia dapat dijelaskan dengan hukum-hukum yang objektif, rasional, dan dapat di uji. Oleh karena itu, objek kajian dari positivistik ini pada umumnya kongkret dan individual sifatnya. Dalam bidang penelitian isi media, aliran ini mengembangkan studi analisis isi yang kuantitatif, dengan sampel yang ketat dan perhitungan statistik yang matematis.

2. Paradigma kritis
Paradigma kritis melihat bahwa media bukanlah saluran bebas dan netral. Media justru dimiliki oleh kelompok tertentu dan digunakan untuk mendominasi kelompok yang tidak dominan.
Paradigma kritis berargumentasi, melihat komunikasi, dan proses yang terjadi di dalamnya haruslah dengan pandangan holistik. Menurut paradigma ini komunikasi tidak dapat dilepaskan dari kekuatan-kekuatan yang ada yang mempengaruhi berlangsungnya komunikasi.

Dari sudut cara analisis, kedua paradigma tersebuty mempunyai perbedaan yang mendasar. Paradigma empiris/positivistik, menggunakan analisis isi yang kuantitatif dengan kategorisasi yang ketat dan analisis statistik. Data-data juga diperoleh dengan melewati pengujian hipotesis tertentu. Sementara itu, paradigma kritis umumnya kualitatif dan menggunakan penafsiran sebagai basis utama memaknai temuan.


KARAKTERISTIK ANALISIS TEKS

Paradigma ini memandang bahwa realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang netral, tetapi dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi, politik, dan sosial. Oleh karena itu, konsentrasi analisis pada paradigma kritis adalah menemukan kekuatan yang dominan tersebut dalam memarjinalkan dan meminggirkan kelompok yang tidak dominan.


Perbandingan paradigma positivistik dan paradigma kritis



PARADIGMA POSITIVISTIK / PARADIGMA KRISIS
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian: eksplansi, prediksi dan kontrol.
----------------
Tujuan penelitian: Kritik sosial, transformasi, emansipasi, dan penguatan sosial.


REALITAS
Objective realism
Ada realitas yang real yang diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal walaupun kebenaran pengetahuan tentang itu, mungkin hanya bisa diperoleh secara positivistik
---------------
Historical realism
Realitas yang teramati merupakan realitas semu yang telah terbentuk oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya, dan ekonomi politik.


POSISI PENELITI
Peneliti berperan sebagai disenterested scientist dan netral
Nilai, etika, dan pilihan moral harus berada di luar proses analisis teks.
--------------------
Peneliti penempatkan diri sebagai aktivis, advokat, dan transformative intellectual.
Nilai, etika, pilihan moral bahkan keberpihakkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari analisis.


CARA PENELITIAN
Objektif
Analisis teks tidak boleh meyertakan penafsiran individu
Intervensionis
Pengujian hipotesis dalam sruktur hipothetico-deductive method dengan analisis kuantitatif dan tes statistik.
Kriteria kualitas penelitian: Objektif, reliabel, dan volid.
---------------------
Subjektif
Titik perhatian analisis pada penafsiran subjektif peneliti atas teks.
Partisipatif
Mengutamakan analisis komprehensif kontekstual, kontekstual dan multilevel analisis yang bisa dilakukan melalui penempatan diri sebagai aktivis/partisipan dalam proses transformasi sosial.
Kriteria kualitas penelitian:
Historical situadness: sejauhmana penelitian memperhatiakn konteks historis, sosial, budaya, ekonomi, dan politik dari teks berita


TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian kritis adalah untuk mengkritik dan transformasi hubungan sosial yang timpang. Peneliti melakukan penelitian didasarkan pada penguatan masyarakat, terutama masyarakat bawah.
----------------------
Penelitian positivistik dimaksudkan untuk mengadakan eksplanasi, menguji hipotesis atau membuat prediksi.

REALITAS
Pada pandangan positivistik, diandaikan ada realitas yang riil yang berlaku universal dan diatu dengan kaidah-kaidah tertentu. Disini diandaikan ada realitas yang berada diluar peneliti, dan karena itu tugas penelitian adalah menemukan, menggambarkan dan menjelaskan realitas tersebut. Sebaliknya dalam pandangan kritis, tidak ada realitas yang benar-benar riil, karena realitas yang muncul sebenarnya adalah realitas semu yang terbentuk bukan melalui proses alami, tetapi oleh proses sejarah dan kekuatan sosial, politik, dan ekonomi.
Berbeda dengan pandangan positivisik, paradigma kritis memahami reaitas bukan dibentuk oleh alam, buklan alami, tetapi dibentuk oleh manusia.

FOKUS PENELITIAN
Pada pendekatan positivistik diandaikan ada realitas yang bersifat objektif, sesuatu yang berada diluar diri peneliti. Oleh karena itu, peneliti harus membuat jarak sejauh munkin dengan objek yang ingin ditelitinya. Sebaliknya dalam pandangan kritis hubungan antara peneliti dengan realitas yang diteliti selalu dijembatani oelh nilai-nilai tertentu.

POSISI PENELITI
Analisis kritis menyaakan bahwa peneliti bukanlah subjek yang bebas nilai ketika memandang subjek penelitian. Sedangkan pandangan positivistik memandang bahwa peneliti sebagai subjek yang netral dan bebas nilai.
Dalam pandangan positivistik, pneliti tidak diperbgolehkan memberikan penilaian kepasa objek yang akan dia teliti. Sedangkan analisis kritis bahkan memandang peneliti seperti layaknya seorang aktivis yang mempunyai komitmen terhadap nilai-nilai tertentu yang harus di perjuangkan.

CARA PENELITIAN
Analisis pada paradigma kritis mendasarkan diri pada penafsiran pada teks. Sedangkan analisis isi kuantitatif (positivistik) menghindari penafsiran.










TEUN VAN A. DJIK

Model Van dijk merupakan model yang paling banyak dipakai, hal ini kemungkinan karena van dijk mengolaborasi elemen-elemen wacana sehingga bisa di daya gunakan dan dipakai secaa praktis. Model van dijk biasa disebut : “kognisi sosial”. Menurut van dijk penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati. Istilah ini sebenarnya diadopsi dari pendekatan dari lapangan psikologi sosial terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya suatu teks.
Wacana oleh van dijk, digambarkan mempunyai tiga dimensi/ bangunan: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti analisis van dijk adalah menggabungkan tiga dimensi wacan tersebut kedalam satu kesatuan analisis.
Dalam dimensi teks yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang di pakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. Sedangkan aspek ketiga mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah. Analisis van dijk menghubungkan analisis tekstual – yang memusatkan perhatian melulu pada teks – kearah analisis yang komprehensif bagaimana teks berita itu diproduksi, baik dalam hubungannya dengan individu wartawan maupun dari masyarakat.
Model dari analisis van dijk adalah sebagai berikut








A.ANALISIS SOSIAL
Van dijk memanfaatkan dan mengambil analisis liguistik – tentang kosakata, kalimat, proposisi, dan paragraf – untuk menjelaskan dan memaknai suatu teks. Kognisi sosial merupakan dimensi untuk menjelaskan bagaimana suatu eks diproduksi oleh individu / kelompok pembuat teks.

B.TEKS
Struktur teks adalah sebagi berikut:

Struktur makro
Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik atau tema yang diangkat dari suatu teks

Superstruktur
Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan

Struktur Micro
Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.

Meskipun terdiri atas berbagai elemen semua elemen tersebut merupakan satu kesatuan, slaing berhubungan dan mendukung satu sama lain. Struktur wacana adalah cara yang efektif untuk melihat proses retrorika dan persuasi yang dijalankan ketika seseorang menyampaikan pesan.

Elemen Wacana Van Djik
STRUKTUR WACANA HAL YANG DIMINATI
Struktur Makro Tematik
Tema/topik yang dikedepankan dalam suatu berita Topik

Superstruktur Skematik
Bagaimana bagian dan urutan diskemakan dalam teks berita utus Skema

Struktur Mikro Semantik
Makna yang ingin ditekankan dalam teks berita. Misal dengan memberi detai pasa satu sisis atau membuat eksplisit satu sisi dan mengurangi detail sisi lain Latar, Detil, maksud, pra-anggapan,nominalisasi

Struktur mikro Sintaksis
Bagaimana kalimat (bentuk, susunan) yang dipilih Bentuk kaliamat, koherensi, kata ganti

Struktur Mikro Stilistik
Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam teks berita Leksikon

Struktur Mikro Retoris
Bagaimana dan dengan cara penekanan dilakukan Grafis, metafora, ekspresi



1.Tematik
Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks. Gagasan penting van djik, wacana umumnya dibentuk dalam tata aturan umum (Macrorule). Teks tidak dapat didefinisikan mencerminkan suatu pandangan tertentu atau topik tertentu, tetapi suatu pandangan umum yang koheren. Van djik menyebutnya ini sebagai koherensi global (global coherence), yakni bagian-bagian dalam teks kalau dirunut menunjukkan pada satu titik gagasan umum, dan bagian-bagian itu saling mendukung satu sama lain untuk menggambarkan topik umum tersebut. Topik menggambarkan tema umum dari suatu teks berita, topik ini akan didukung oleh subtopik satu dan subtopik lain yang saling mendukung terbentuknya topik umum. Subtopik ini juga didukung oleh serangkaian fatkay yang ditampilkan yang menunjuk dan menggambarkan subtopik, sehingga dengan sub bagian yang saling mendukung antara satu bagan dan bagian lain, teks secara keseluruhan membentuk teks yang koheren dan utuh.
Gagasan van dijk ini didasarkan pada pandangan ketikan wartawan meliput suatu peristiwa dan memandang suatu masalah didasarkan pada suatu mental /pikiran tertentu.

2.Skematik
Arti penting dari Skematik adalah strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan tertentu. Skematik memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang bisa kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting.


3.Latar
Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Latar dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks.

4.Detil
Elemen wacana detil berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang. Elemen detil merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit.

5.Maksud
Elemen wacana maksud melihat informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan jelas. Sebaliknya informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit, dan tersembunya. Tujuan akhirnya adalah publik hanya disajikan informasi yang menguntungkan komunikator.

6.Koherensi
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks. Koherensi merupakan elemen wacana untuk melihat bagaimana seseorang secara srategis menggunakan wacana untuk menjelaskan suatu fakta atau peristiwa. Koherensi menggambarkan bagaimana peristiwa dihubungkan atau dipandang saling terpisah oleh wartawan.

7.Koherensi Kondisional
Koherensi kondisional diantaranya ditandai dengan pemakaian anak kalimat sebagai penjelas. Ada tidaknya anak kalimat tidak mempengaruhi arti kalimat.

8.Koherensi pembeda
Koherensi pembeda berhubungan dengan pertanyaan bagaimana dua peristiwa dihubungkan/ dijelaskan, maka koherensi pembeda berhubungan dengan petanyaan bagaimana dua peristiwa atau fakta itu hendak dibedakan. Efek pemakaian koherensi pembeda ini bermacam-macam, akan tetapi, yang terlihat nyata adalah bagaimana pemaknaan yang diterima khalayak berbeda.

9.Pengingkaran
Bentuk praktik wacana yang menggambarkan bagaimana wartawan menyembunyikan yang menggambarkan bagaimana wartawan menyembunikan apa yang ingin diekspresikan secara implisit. Pengingkaran adalah sebuah elemen dimana kita bisa membongkar sikap atau ekspresi wartawan yang disampaikan secara tersembunyi.

10.Bentuk kalimat
Bentuk kalimat adalh segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas.

11.Kata ganti
Elemen kata ganti merupakan elemen untuk manipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan dimana posisi seseorang dalam wacana.

12.Leksikon
Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia, suatu fakta umum terdiri atas beberapa kata yang merujuk pada fakta.

13.Pranggapan
Elemen wacana pranggapan merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Praanggapan hadir dengan pernyataan yang dipandang terpecaya sehingga tidak perlu dipertanyakan.

14.Grafis
Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berati dianggap penting) oleh seseorang yang diamati dari teks. Elemen grafis juga muncul dalam bentuk foto, gambar, atau tabel untuk mendukung gagasan atau untuk bagian lain yang tidak ingin ditonjolkan.

15.Metafora
Metafora menjadi ornamen atau bumbu suatu berita. Akan tetapi, pemakaian metafora tertentu bisa jadi menjadi petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks.


C.KOGNISI SOSIAL
Pendekatan Kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa, atau lebih tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai bahasa.
Menurut van dijk, analisis wacana harus menyertakan bagaimana reproduksi kepercayaan yang menjadi landasan bagaimana wartawan menciptakan suatu teks berita tertentu. Ada beberapa macam skema / model, sebagai berikut:

Skema Person.skema ini menggambarkan bagaimana seorang menggambarkan dan memandang orang lain.
Skema diri (Self Schemas). Skema ini berhubungan dengan bagaimana diri sendiri dipandang, dipahami, dan digambarkan oleh seseorang.
Skema Peran (Role Schemas). Skema ini berhubungan dengan bagaimana seseorang memandang dan menggambarkan peranan san posisi yang ditempati seseorang masyarakat.
Skema Perstiwa (Event Schemas). Skema ini barangkali paling banyak dipakai, karena tiap hari kita selalu melihat, mendengar, peristiwa lalulalang. Dan setiap peritiwa itu selalu ditafsirkan dan dimaknai dalam skema tertentu.

Salah satu elemen yang sangat penting dalam kognisi sosial adalh memori. Secara umum memori terdiri dari dua bagian:
1.Memori jangka pendek (short- term memory)
2.Memori jangka panjang (long – term memory)
Yang paling relevan dengankognisi sosial adalah memori jangka panjang.

D.ANALISIS SOSIAL
Wancana adalah bagian dari wancana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Menurut van dijk dalam analisis mengenai masyarakat ini ada dua poin yang penting yaitu kekuasaan dan akses.
1.Praktik Kekuasaan
Van dijk mendefinisikan kekuasaan tersebut sebagai kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok (atau anggotanya), satu kelompok untuk mengontor kelompok (atau anggota) dari kelompok lain.
2.Akses mempengaruhi wacana
khalayak yang tidak mempunyai akses bukan hanya akan menjadi onsumen tapi juga berperan memperbesar lewat reproduksi apa yang mereka terima dari kelompok yang lebih tinggi tersebu disebarkan lewat pembicaraan dengan keluarga, teman sebaya, dll. S

E.KERANGKA ANALISIS
Skema penelitian yang bisa dilakukan dalam kerangka van dijk adalah sebagai berikut:
Struktur / METODE
#Teks
Menganalisis bagaimana strategi wacana yang dipakai untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu. Bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk menyngkirkan atau memarjinalkan suatu kelompok, gagasan, atau peristiwa tertentu
-----------------------------
Critical Linguistics


#Kognisi Sosial
Menganalisis bagaimana kognisi wartawan dalam memahami seseorang atau peristiawa tertentu yang akan ditulis
-------------------
Wawancara mendalam


#Analisis sosial
Menganalisis bagaimana wacana yang berkembang daslam masyarakat proses produksi dan reproduksi seseorang atau peristiwa digambarkan.
------------------------------------
Studi pustaka, penelusuran sejarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LISTEN MY SONG NOW.. YOU MUST LIKE IT!!!